Hari Ibu

ibu / n / 1 wanita yang telah melahirkan seseorang; mak: anak harus menyayangi –; 2 sebutan untuk wanita yang sudah bersuami; 3 panggilan yang takzim kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): — jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: — negeri; — kota;

22 Desember 2015

Lazimnya hari ini adalah hari ibu. Siapa yang menetapkan coba? Bagaimana sejarahnya ya?

20 menit yang lalu, sebelum menuliskan ini, aku sempat berpikir demikian. Aku bertanya-tanya sendiri mengapa ada hari ibu. Semua orang mengunggah foto ibunya di media sosial dengan mengucapkan kata-kata manis. Terharu sekali. Semakin banyak foto ibu-ibu yang diunggah, semakin besar tanda tanya mengenai hari Ibu ini. Aku kemudian mencari tahu. Ini yang aku dapat.

Ternyata, hari Ibu di Indonesia diresmikan oleh Presiden Ir. Soekarno di bawah Dekrit Presiden No. 316 thn. 1953 dan dirayakan secara nasional pada tanggal 22 Desember. Tanggal ini bertepatan dengan ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal 22 Desember 1928 diselenggarakan pembukaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama, yang digelar dari 22 hingga 25 Desember 1928 di Yogyakarta. Wanita-wanita pejuang datang dari berbagai organisasi perempuan di Indonesia. Dengan sungguh-sungguh, para wanita tangguh ini membicarakan agenda persatuan perempuan nusantara.

Dalam kongres tersebut, mereka juga membicarakan peran perempuan dalam perjuangan kemerdekaan. Selain itu, mereka juga membicarakan peran dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, seperti perbaikan gizi serta kesehatan ibu dan balita. Tidak ketinggalan, isu kesetaraan gender juga jadi bahan diskusi ketika kongres berlangsung. Sampai akhirnya, ditetapkan beberapa keputusan strategis sebagai hasil dari kongres itu, seperti mengirimkan mosi kepada pemerintah kolonial untuk menambah sekolah bagi anak perempuan. Kongres juga memtuskan pemerintah wajib merumuskan undang undang perkawinan agar diadakan peraturan untuk memberikan tunjangan pada janda dan anak-anak pegawai negeri di Indonesia. Dapat dilihat bahwa kongres ini menghasilkan keputusan-keputusan penting bagi kaum perempuan di Indonesia.

Widyastuti Purbani dalam artikelnya yang berjudul Meluruskan Salah Kaprah Peringatan Hari Ibu (2008) menunjukkan bahwa pemahaman kita tentang Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember ini bergeser. Peringatan Hari Ibu ini ternyata tercampur dengan konsep Mother’s Day yang diperingati di banyak negara, terutama Amerika Serikat. Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu. Berbagai kegiatan pada peringatan itu merupakan kado istimewa untuk ibunya, seperti pemberian bunga, surprise party untuk para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan rumah tangga yang dikerjakannya sehari-hari.

Setiap tahun, peringatan hari ibu berlangsung demikian. Selama ini peringatan hari Ibu berlangsung baik-baik saja. Memang tidak ada yang salah dengan peringatan hari ibu yang bergeser ini. Tidak ada salahnya pula mengucapkan terima kasih atas jasa dan jerih payah ibu. Tetapi, akan lebih bagus lagi jika kita tahu sejarah untuk apa ditetapkannya Hari Ibu di Indonesia. Dari paparan pada awal tulisan ini, dapt diketahui bahwa misi sejati peringatan Hari Ibu adalah mengenang perjuangan kaum perempuan menuju kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya untuki kemajuan bangsa.

Sumber :

Purbani, Widyastuti. 2008. Meluruskan Salah Kaprah Peringatan Hari Ibu. Jakarta. 20 Desember 2008. KLA.org

http://kowani.or.id/sejarah-kowani/

 

Terlepas dari artikel di atas mengenai penelusuranku terhadap sejarah hari ibu, aku ingin menyampaikan bahwa, bakti kita terhadap ibu harus ditunjukkan setiap hari. Jangan hanya pada hari ibu saja. Entah itu doa atau tindakan nyata.

Kalau ibumu bekerja di rumah, maka makanlah masakan apapun yang ia masak dengan suka cita, walaupun kau kurang suka. Bantulah ia menjemur pakaian tanpa ia minta. Toh, di sana juga ada pakaianmu. Sapulah bagian rumahmu yang kotor dan berdebu tanpa harus ia perintahkan. Dampingi dan bantulah pekerjaan apapun yang dilakukan oleh ibumu. Sadar atau tidak, semakin hari ibumu akan semakin menua.

Jka kau seorang yang merantau dan kebetulan punya uang untuk beli pulsa, sempatkanlah sebentar untuk menelepon ibumu. Bertanyalah bagaimana kabarnya. Bertanyalah apakah ia sehat dan sejahtera. Bertanyalah apakah harga sembako yang naik tidak merepotkannya berbelanja. Bertanyalah apakah arisan ibu-ibu RT masih sering diadakan di rumah. Bertanyalah acara TV apa yang sekarang jadi favorit ibumu. Bertanyalah apakah ibumu merindukanmu atau tidak. Jangan menelepon ketika kau kehabisan uang saja.

Apapun. Bagaimanapun. Kapanpun. Tidak harus dengan cara di atas. Kau bisa melakukannya dengan caramu sendiri. Tidak harus dengan kue atau bunga, kau bisa berbakti dan menunjukkan kasih sayangmu dengan cara lain yang kau senangi. Apapun lakukanlah selagi masih bisa.

Beruntunglah kau, karena ada orang yang tidak bisa melakukan semua hal itu untuk ibunya. Bahkan seumur hidupnya.

Ya. Sekian.

Aku juga tidak mau kalah. Selamat hari ibu, ibuku.

Semoga ayat-ayat terbaikNya yang aku kirimkan setiap hari untukmu tersampaikan dengan baik.

IMG-20151222-WA0000

1 thought on “Hari Ibu

  1. Tulisannya bagus mbak. Biarlah hari ibu menjadi momen yang pas untuk mengungkapkan secara eksplisit “aku sayang ibu” meskipun memang ungkapan hanya muncul ketika diucapkan.
    Karena kita calon ibu maka Selama Hari Ibu mbak Suzash

    #SelamatHariIbu

Leave a Reply

Your email address will not be published.