Suzash's Journal

"Bukan muara yang ditimbanya, sudah disauk dari hulunya"

Suzash's Journal

SERIAL ANAK-ANAK MAMAK


Anak-anak mamak ada empat; sebagai bukti cinta, Mamak selalu berteriak agar keempatnya pergi mengaji di surau bersama Nek Kiba. Mamak juga pernah menghukum Pukat dan Burlian untuk mencari kayu bakar di kebun seharian karena mereka malas mendengarkan Pak Bin mengajar di sekolah; mereka malah memilih menangkap capung untuk dijual di kota. Setiap hari Mamak juga mengomeli Amelia hingga menangis agar ia dapat membereskan kamar, memasak, dan menata rumah dengan benar semenjak kepergian Eliana ke kota kecamatan. Paling gempar, Mamak pernah berlarian meninggalkan tungkunya di dapur dan memarahi Eliana yang berani adzan di surau; menggemparkan satu kampung. Konon, Eliana ditantang Anton untuk berduel. Ia sebal diejek dan ingin membuktikan perempuan bisa melakukan hal yang biasa anak laki-laki lakukan; namun itu membuat Mamak melayangkan panci ke hadapannya.Mamak galak. Ia sempat mengecewakan Burlian, membuat Pukat kesal, memancing tangis Amelia, dan sempat membiarkan Eliana pergi dari rumah berhari-hari. Mamak paling suka menghukum mereka tidur di luar rumah dan tidak memperbolehkan mereka makan malam jika ada salah satu dari mereka melakukan salah; biar mereka be-la-jar. Begitu kata Mamak yang tentu saja tetap mengalir cinta pada keempatnya di sela-sela rasa tega itu.

Tidak salah jika Eliana yang pemberani, Pukat yang pandai, Burlian yang spesial, dan Amelia yang kuat lahir dari rahimnya.

Dan serial ini salah satu serial yang saya rekomendasikan. Saya memang tidak membaca serial dan novel picisan Tere Liye yang lain; tapi untuk ini saya kecualikan.

Kesimpulan saya; mungkin di serial ini Tere Liye tidak salah menggambarkan rumah idaman. Lalu, ilusi saya, saya kok merasa mirip dengan Mamak ya?
Ah. Kelak saya ingin menjadi seperti Mamak; menjadi rumah.

Leave a Reply

Your email address will not be published.