Museum Penyimpan Mushaf Nusantara

IMG_1975Museum Bayt Al-Quran

Saya pernah pergi ke tempat itu sekitar dua tahun lalu bersama teman-teman SMA satu angkatan. Kami pergi ke Jakarta dan Bandung untuk praktik membuat laporan perjalanan. Salah satu tujuan kami adalah tempat unik ini. Namanya Musum Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal.

Museum Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal adalah dua tempat yang berbeda namun terletak pada satu lokasi. Kedua museum ini terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Kedua museum ini beda menajemen, namun satu konsep. Museum Bayt Al-Quran adalah museum yang menyimpan koleksi mushaf Al-Quran karya penulis kaligrafi, kyai, maupun santri pondok pesantren baik dari dalam maupun luar negeri. Sedangkan museum Istiqlal adalah tempat penyimpanan koleksi hasil kebudayaan Islam di nusantara.

Pada waktu itu, kami berkesempatan untuk bertemu dengan peneliti museum Bayt Al-Quran, Bapak Hakim Syukrie. Bapak Hakim mengantarkan kami berkeliling dan menjelaskan beberapa informasi mengenai museum ini. Ia mengatakan bahwa ada sekitar 40 naskah kuno yang dimiliki oleh museum Bayt Al-Quran, sedangkan di Museum Istiqlal terdapat hasil kebudayaan Islam Nusantara seperti manuskrip Al-Quran, kaligrafi, hiasan guci, lukisan kontemporer, dan hasil seni Islam lainnya.

185742_museum8

Di Museum Bayt Al-Quran, pengunjung dapat melihat koleksi Al-Quran dari daerah Wonosobo, Cirebon, Aceh, Madura, dan beberapa daerah lain di Indonesia. Selain itu, museum ini memiliki beberapa koleksi yang unik seperti mushaf terbesar hasil karya dua santri di Pondok Pesantren Al-Asy’ariyyah, Kalibeber, Wonosobo. Ada juga koleksi unik lainnya mushaf terkecil, mushaf menggunakan huruf braile untuk tunanetra, serta mushaf sundawi yang menggunakan corak khas Jawa Barat. Semua mushaf ditulis menggunakan aksara Arab akan tetapi hiasan yang mengitari khat Al-Quran khas dari daerah nusantara.

Pak Hakim menerangkan bahwa museum ini dulunya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 April 1997. Hal yang memprakarsai pembangunan museum ini adalah ketika Presiden Soeharto menerima hadiah sebuah mushaf besar dari Pondok Pesantren Al-Asy’ariyyah, Kalibeber, Wonosobo pada 50 tahun kemerdekaan RI. Mushaf ini sangat besar dan indah karena berisi corak dari 27 daerah di Indonesia. Ketika itu, timbullah ide untuk membuat suatu tempat guna menghimpun dan memelihara mushaf Al-Quran itu. Akhirnya digaraplah ide untuk membangun tempat yang bernama Bayt Al-Quran atau yang berarti Rumah Al-Quran ini.

IMG_20141228_124133

IMG_0059

Museum ini luas dan dingin. Maklum, kertas manuskrip dan naskah mushaf harus disimpan di suhu yang dingin agar tetap awet. Manuskrip dan mushaf disimpan di dalam kotak kaca sehingga pengunjung tidak bisa menyentuhnya. Pengunjung hanya bisa menyentuh karya seni lukis yang berbahan seperti karpet di museum Istiqlal. Lukisan ini dipajang di dinding. Para pengunjung bisa menikmati lukisan-lukisan dan kaligrafi yang indah tersebut di dalam museum.

Bangunan museum kira-kira luasnya sekitar 20.000 m². Lantai dasar (basement) merupakan ruang konservasi, laboratorium, karantina, workshop, percetakan dan lain-lain. Lantai satu terdiri atas hall utama, tempat kami disambut oleh pihak museum dengan hangat. Selain itu terdapat masjid, toko cinderamata, kafetaria, ruang pameran yang biasa untuk disewakan guna keperluan pameran. Ruang pamer museum terletak di lantai dua, dilengkapi dengan ruang audio visual serta kantor untuk pengelola museum. Lantai tiga untuk perpustakaan, ruang direktur, kepala bidang dan kepala seksi, ruang rapat terbatas, serta ruang kuratorial. Oiya, ada satu lantai lagi yaitu basement. Saya sendiri tidak sempat ke ikut ke basement waktu itu karena terlalu terlena oleh lukisan-lukisan di lantai dua. Namun, ada informasi bahwa di lantai basement terdapat laboratorium dan percetakan.

Sangat menarik mengunjungi tempat ini. Tempat yang menyimpan hasil kekayaan dan kebudayaan Islam di Indonesia. Pak Hakim sempat berkata bahwa warisan Islam yang bercorak kebudayaan Indonesia ini harus terus dijaga dan dilestarikan. Mushaf ini merupakan bukti sejarah yang menandakan Islam sudah ada di Indonesia dalam waktu yang sangat lama.

185754_museum9

Jika kamu tertarik, boleh lho datang ke kawasan Taman Mini Indonesia Indah. Museum ini berada di antara Museum Telekomunikasi dan Museum Olah Raga, sedikit ke kanan dari Tugu Api Pancasila. Masuk ke museum Bayt Al-Quran dan museum Istiqlal tidak dipungut biaya. Kamu hanya perlu membayar tiket masuk ke Taman Mini Indonesia Indah saja sejumlah Rp9.000,00 dan parkir kendaraan. Jam buka Bayt Al Qur’an dan Museum Istiqlal 07.00 – 16.00 WIB setiap hari. Bagaimana? Apakah kamu tertarik untuk mengunjungi tempat ini?

149090_589721041046717_1689436595_nSuzash dan Poppy di salah satu koleksi lukisan karpet Museum Istiqlal

Segera tulis di daftar tempat tujuan liburanmu, ya!