About Suzash Gribisy R

Indonesian Language and Culture Studies

Novel Sabtu Bersama Bapak Karya Adhitya Mulya: Pelajaran dari Seorang Bapak

Bapak minta kalian bermimpi setinggi mungkin. Dengan syarat, kalian merencanakan dengan baik. Bapak minta kalian bermimpi setinggi mungkin. Dengan syarat, kalian rajin dan tidak menyerah. Bapak minta kalian bermimpi setinggi mungkin. Tapi mimpi tanpa rencana dan action hanya akan membuat anak istri kalian lapar. Kejar mimpi kalian. Rencanakan. Kerjakan. Kasih deadline.”

DSC_8602

Sebagai mahasiswa di jurusan sastra Indonesia, saya mengakui bahwa di sekeliling saya banyak sterotipe yang agak ‘malesi’ mengenai karya-karya sastra populer. Banyak orang dari jurusan saya, entah itu dosen atau mahasiswa, merasa agak malas untuk membaca karya sastra populer. Kalau pun terpaksa harus baca, paling ya, dibuka halaman pertama aja. Habis itu, langsung menuju halaman terakhir. Halaman kedua dan seterusnya kapan-kapan aja nek selo. Toh, ceritanya bisa ketebak, kan? 😉

Karya sastra populer seringkali diidentikan dengan karya sastra yang ‘picisan’, ‘menye-menye’, ‘galau’, ‘alay’, dan sebagainya. Memang iya sih. Karya sastra populer ada karena mengikuti perkembangan budaya populer masa kini. Ada dan berkembangnya karya sastra populer juga didasari banyaknya minat di masyarakat. Oleh karenanya, budaya sastra populer berkembang. Ada yang pernah dengar istilah novel teenlit? Itu salah satu jenis sastra populer untuk remaja. Selain teenlit juga ada novel momlit; yang disasarkan untuk ibu-ibu rumah tangga dan mbak-mbak kantoran dan berkarir tapi masih jomblo, novel chicklit, novel metropop, dan sebagainya. Itu paparan singkat mengenai sastra populer menurut versi saya sih, berdasar buku-buku yang kebetulan saya baca. Mohon maaf kalau ada kesalahan 🙂

Novel populer tentu enak dibaca dan bawaannya seneng aja. Ringan. Bisa untuk hiburan kalau sedang suntuk. Tapi karena mahasiswa sastra Indonesia itu kadang sok-sokan, ketika baca novel pop, mereka suka kasih komentar-komentar, keluhan-keluhan, omelan-omelan, yang sebenarnya wajar saja ditemukan di novel populer. Termasuk saya. Saya bukan orang yang anti novel-novel pop. Namun, saya juga suka malas sih, kalau baca novel-novel pop yang benar-benar pop. Tidak semua novel pop suka saya baca. Ada beberapa novel pop yang saya suka dan saya sangat rekomendasikan teman-teman untuk membacanya. Bisa juga lho, novel populer mengandung pesan-pesan dan pelajaran yang bisa dipetik untuk kehidupan sehari-hari. Pelajaran dan pesan yang dituangkan ke novel populer cenderung cepat sampai kepada masyarakat, terutama yang baca novelnya, karena dikemas secara menghibur. Salah satu novel populer favorit saya adalah novel Sabtu Bersama Bapak karya Adhitya Mulya. Berikut sedikit ulasan novel tersebut.

Novel Sabtu Bersama Bapak adalah karangan dari penulis Adhitya Mulya dan diterbitkan oleh Gagas Media pada tahun 2014. Novel ini menceritakan tentang kisah seorang bapak, sebut saja Pak Gunawan, yang meninggalkan istirinya, Bu Itje, dan kedua jagoan mereka, Satya dan Cakra. Pak Gunawan divonis kanker dan umurnya tidak panjang lagi. Namun, Pak Gunawan adalah orang yang mumpuni dalam merencanakan sesuatu. Ia adalah orang yang selalu mempunyai rencana yang digunakannya untuk menghadapi segala kondisi di masa yang akan datang. Walau sudah divonis bahwa umurnya tinggal satu tahun lagi, ia mempersiapkan segala sesuatu untuk masa depan keluarga kecilnya, termasuk untuk pendidikan dua jagoannya. Bukan hanya secara material saja, namun Pak Gunawan juga mempersiapkan bekal dalam bentuk nasihat yang dituangkannya ke dalam sebuah video. Pak Gunawan sadar bahwa ia tidak bisa membimbing dan membesarkan anak-anaknya secara langsung. Di masa yang akan datang, akan banyak pertanyaan-pertanyaan yang akan keluar dari Satya dan Cakra dan tidak bisa dijawab sendiri oleh sang ibu. Oleh karena itu, Pak Gunawan merekam semua nasihat-nasihat untuk diberikannya kepada Satya dan Cakra. Bukan itu saja, Pak Gunawan juga berharap ia bisa menemani kedua jagoannya ini tumbuh hingga dewasa, walaupun tidak secara langsung.

Ketika Pak Gunawan sudah pergi meninggalkan mereka bertiga, Ibu Itje membimbing mereka untuk menonton video dari bapak. Namun, Bu Itje memberikan syarat untuk dapat menonton video tersebut. Satya dan Cakra hanya diperbolehkan untuk menonton video dari bapak pada hari Sabtu. Hal ini dipesankan oleh Pak Gunawan agar Satya dan Cakra tetap belajar dan bermain pada hari-hari biasa. Satya dan Cakra tidak keberatan, bahkan mereka bersemangat sekali menyambut datangnya hari Sabtu. Sabtu bersama bapak.

Video dari Pak Gunawan tersebut menemani Satya dan Cakra tumbuh menjadi pria dewasa. Satya bekerja di sebuah perusahaan kilang minyak terkemuka di Denmark. Ia tinggal bersama istrinya, Rissa, dan ketiga buah hatinya, Ryan, Miku, dan Dani. Cakra yang diusianya yang sudah menginjak kepala tiga, akhirnya menemukan jodohnya dengan kebetulan-kebetulan yang manis, walau penuh perjuangan. Satya yang sudah menjadi seorang suami dan bapak untuk ketiga anaknya pun, harus bisa melakukan tugasnya dengan baik sebagaimana Bapaknya ajarkan. Selain itu, mereka berdua juga sangat menyayangi ibunya.

Novel ini banyak mengajarkan hal-hal tentang pengasuhan dan pendidikan anak sampai anak tersebut mencapai kedewasaan personal. Bahkan ketika orang tua sudah meninggal, anak tetap mendapatkan pelajaran pertama dari orang tuanya. Di novel ini juga banyak dibahas masalah pria ketika menginjak dewasa; seperti bagaimana menyusun rencana kehidupan yang matang ketika ia hendak menikahi seorang gadis, bagaimana sikap ketika menjadi kepala keluarga, bagaimana menjadi sosok ayah yang baik, dan bagaimana menjadi seorang suami yang siap melindungi dan menafkahi.

Selain bacaan yang menghibur, novel ini juga mengandung banyak pelajaran yang bisa diambil. Di novel ini memang banyak dibahas mengenai seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Akan tetapi, pembaca juga dapat mengambil beberapa pelajaran mengenai cara mencari pasangan yang baik dan ideal, tentang persiapan membangun sebuah keluarga, tentang pola pengasuhan dan pendidikan anak, tentang sosok seorang bapak yang baik, dan arti kekeluargaan yang sesungguhnya. Adhitya Mulya menulis dan mengemas kisah ini dengan sangat baik. Lucu, haru, dan menarik. Antusiasme pembacanya sangat tinggi dan membuat novel ini juga layak dijadikan film. Selain itu, kutipan-kutipan yang ada di dalam novel ini juga quotable banget buat dijadikan caption di instagram, path, atau tumblr.

Meminta maaf ketika salah adalah wujud dari banyak hal. Wujud dari sadar bahwa seseorang cukup mawas diri bahwa dia salah. Wujud dari kemenangan dia melawan arogansi. Wujud dari penghargaan dia kepada orang yang dimintakan maaf.”

atau ini,

Membangun sebuah hubungan itu butuh dua orang yang solid. Yang sama-sama kuat. Bukan yang saling ngisi kelemahan. Karena untuk menjadi kuat adalah tanggung jawab masing-masing orang. Bukan tanggung jawab orang lain”

Selamat membaca!

[RELEASE] Sebuah Kesempatan Kedua: The Ambassador BPJS Ketenagakerjaan

Benci, benci, benci, tapi rindu, sayang.”

Memulainya memang berat. Menjalaninya tak kalah berat. Akan tetapi, melupakannya dengan mudah, siapa yang dapat?

1470974981936

145 AMBASSASDOR DIPERTEMUKAN KEMBALI

Ada alasan kami dipertemukan kembali. Sebagai duta dari BPJS? Tentu. Sebagai kewajiban mengikuti kegiatan dari KSE? Tentu. Sebagai alasan agar bisa jalan-jalan dan naik pesawat gratis? Wah, tentu saja! Namun, di balik alasan-alasan tersebut, masih ada nilai-nilai lain yang tersirat sebagai alasan kami dipertemukan lagi dalam kegiatan ini. 145 Ambassador dari seluruh Nusantara. Dari Aceh sampai Papua.

Bisa jadi ini obat rindu. Euforia dan keseruan di camp sebelumnya memang masih membekas di ingatan kami. Bisa jadi ini sebuah perekat yang dapat menyambung kembali tali-tali silaturahmi yang kendor ditelan ruang dan waktu. Setelah kami kembali ke kehidupan kami masing-masing dengan segala kegiatannya, kami jadi jarang bertegur sapa. Bisa jadi ini sebuah gerbang yang terbuka lebar agar kami dapat memasuki dunia yang sebenarnya. Dunia yang bukan hanya di kampus saja. Dunia yang bukan hanya di buku catatan kuliah saja. Dunia yang bukan hanya di ruang kelas saja. Dunia yang bukan hanya di kantor dosen saja. Dunia yang bukan hanya di pintu masuk almamater saja. Kegiatan ini seolah sebuah gerbang yang terbuka lebar bagi kami. Kami dituntut untuk melihat ke depan. Melihat ke dunia yang lebih luas. Melihat dengan kacamata yang lain.

Pertama kali menaiki kendaraan menuju Kopeng, Salatiga, sudah sangat terasa atmosfernya. Seolah kami akan dibawa berjalan-jalan keliling dunia, melihat kehidupan di masa depan.

Seolah ada yang menarik tangan dan berbisik di telinga “Ayo, lihat keluar sebentar saja. Tinggalkan dulu aktivitas di duniamu yang sebenarnya. Ayo jalan-jalan. Ada banyak hal yang harus kamu lihat dan kamu ketahui. Dunia itu luas!”

DI MULUT GERBANG: MENGINJAKKAN KAKI DI BUMI SALATIGA

Banyak yang menebak-nebak, apa ya yang akan terjadi selama enam hari ke depan? Banyak pikiran yang berkecamuk. Ada yang tidak siap makan dengan kilat. Ada yang tidak siap dengan jam tidur yang bergeser. Ada yang tidak siap push up. Ada yang tidak siap dengan teriakan-teriakan pelatih yang menyalah-nyalahkan. Ada yang tidak siap untuk duduk mendengarkan materi tanpa mengantuk. Dan banyak lagi alasan-alasan ketidaksiapan kami melakukan ‘jalan-jalan’ ini.

Rasanya senang sekali begitu mengetahui banyak teman-teman dari camp sebelumnya datang dan mengikuti kegiatan ini lagi. Rasanya kawan senasib dan sepenanggungan hadir kembali di samping kita. Siap (nggak siap) menerjang apa yang akan terjadi enam hari ke depan. Wajah-wajah yang tak asing berdatangan. Senyum-senyum sapa bertaburan. Jabat-jabat tangan bertautan seolah mengikat kembali tali yang sudah sedikit mengendor. Kabar-kabar baik mulai terdengar. Terasa sangat menyenangkan. Seperti berkumpul kembali dengan keluarga.

Namun, ada wajah-wajah baru juga yang terlihat. Wajah-wajah baru yang sebenarnya juga pernah merasakan nasib yang sama. Sebagian dari kami mengikut camp yang berbeda. Hanya satu yang terlintas di dalam benak kami: keluarga kami bertambah.

LANGKAH PERTAMA: TANCAP GAS!

Seperti Afika yang mengabarkan kepada khalayak bahwa ada yang baru dengan Oreo, kami juga akan mengabarkan ada hal baru yang terjadi pada camp ini. Ternyata, wajah-wajah yang familiar tidak hanya terlihat di antara peserta camp. Wajah tidak asing muncul juga di barisan para mantan *Lah?. Iya. Muncul di barisan para mantan peserta camp. Mereka berbaris dengan predikat baru. Bukan lagi peserta, namun sebagai pelatih. Sebagai officer. Iya, officer. Officer buosku!

Piye perasaanmu, kalau teman yang sehari-harinya gila bareng kamu di sekre paguyuban, sama-sama jadi tengkorak pas camp, atau sama-sama susah nelen makanan dan rempong sendiri waktu disuruh lari dari kamar menuju aula, eh sekarang malah jadi yang nyuruh-nyuruh kamu lari dan makan snack dalam dua menit! Sekarang malah jadi orang yang pertama kali kamu senyumin begitu ketemu. Sekarang malah jadi orang yang harus kamu hormati. Sekarang malah jadi orang yang meneriaki kupingmu dan kayaknya ada aja kesalahanmu yang diungkit-ungkit. Seolah tidak memaklumi kalau kita hanya manusia biasa *tsah. Untung aja, nggak ada gitu officer yang pacarnya jadi peserta camp. Kan nggak lucu ya…. Eh. Tapi kayaknya seru juga deh. Saya harap sih suatu hari bakalan kejadian tuh, officer yang pacarnya jadi peserta camp! Profesionalitas tinggi sangat dituntut! Hahaha!

Seperti kegiatan sebelumnya, kami dibagi menjadi empat kelompok besar. Kelompok B, P, J, dan S. Di kelompok inilah kami menentukan siapa yang akan menjadi cermin dari kami. Peraturan mulai berlaku. Bintang dan tengkorak akan tetap menjadi momok yang mendebarkan sekaligus sedikit seru.

Manusiawi memang, ketika seseorang keluar dari zona nyamannya, ia akan sedikit kelimpungan beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Demikian juga kami. Kami rasa, pernah mengikuti kegiatan serupa dengan aktivitas yang sama tentu tidak akan terlalu berat. Namun kenyataannya, adaptasi yang kami lakukan dengan kegiatan yang serupa terasa tidak mudah. Ada banyak kelalaian-kelalaian yang kami lakukan dan kegesitan kami berkurang.

Lari dari kamar menuju lapangan dan aula adalah hal yang sulit. Kamar dan lapangan terasa jauh sekali. Belum lagi harus naik turun tangga. Belum lagi kalau pakai sepatu kerja. Belum lagi kalau tergesa dan lupa bawa name tag. Belum lagi kalau punya cermin yang rempong. Sudahlah. Tamatlah hidup kau. Jadi tengkorak kau pasti.

Momok yang lain yang tak kalah menyebalkan adalah waktu makan. Kegiatan yang jarang dirindukan adalah kegiatan makan dan coffe break. Berbeda dengan camp 1, jatah makan kami tidak lagi dibungkus kotak makan. Jatah makan kami prasmanan. Membuat kami agak sedikit berisik ketika mengambil makanan, juga ketika makan dengan piring dan sendoknya. Ditambah lagi, jika jangka waktu makan hanya tiga sampai empat menit. Di sinilah inisiatif pemimpin dimainkan. Tepuk salut untuk para pionir-pionir yang mampu mengondisikan waktu makan agar efektif dan efisien.

LANGKAH KEDUA: SEDIKIT LEBIH JAUH MENGENAL BPJS KETENAGAKERJAAN

Tidak akan lupa, kami dapat berkumpul di sini dan menjalin hubungan keluarga dengan teman-teman dari seluruh Indonesia berkat KSE, BPJS Ketenagakerjaan, dan juga para donatur dari manajemen investasi. Ini saatnya bagi kami berkenalan dengan mereka. Jika di camp 1 kami hanya dikenalkan sedikit mengenai BPJS Ketenagakerjaan, di camp 2 ini kami dikenalkan dengan banyak aspek mengenai BPJS Ketenagakerjaan tersebut

Sedikit saja kami ulas garis besarnya. BPJS Ketenagakerjaan dulunya adalah Jamsostek. Sejak 2014, Jamsostek berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan hadir dengan membawa amanah dari negara. BPJS Ketenagakerjaan wajib melindungi seluruh tenaga kerja baik yang merupakan penerima upah (yang kerja di perusahaan dan dapat gaji) maupun yang bukan penerima upah (bekerja mandiri, seperti tukang ojek, tukang becak, wirausahawan, dsb). Mengapa tenaga kerja wajib dilindungi? Karena tenaga kerja rata-rata merupakan tulang punggung sebuah keluarga. Jika terjadi sesuatu hal yang buruk pada tulang punggung keluarga, tentu saja perekonomian keluarga akan goyah dan tidak stabil lagi. Anaknya mau sekolah susah, ibu mau masak untuk makan tidak punya uang lagi, adek mau beli susu uangnya nggak cukup, serta akan banyak permasalahan ekonomi keluarga yang terjadi bila ada kecelakaan kerja menimpa tulang punggung keluarga. Perekonomian keluarga yang tidak stabil lagi akan mengakibatkan angka kemiskinan meningkat.

 

1470874932585

Oleh karena itu, BPJS Ketenagakerjaan hadir dengan menawarkan perlindungan bagi tenaga kerja dan keluarganya. Sehingga kemandirian sebuah keluarga terjamin. Seorang tenaga kerja dapat terus bekerja, berkarya, dan berinovasi tanpa perlu takut lagi. Jaminan sosial ini penting karena ternyata Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) berpengaruh pada perekonomian negara. Bisa kita tengok negara sebelah, Malaysia dengan EPFnya atau Singapura dengan CPFnya yang berhasil menjadi jembatan kesejahteraan masyarakaatnya. Sebagai generasi muda, tentulah kita wajib memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya jaminan sosial ini kepada masyarakat Indonesia. Harapannya, dengan adanya edukasi dan sosialisasi, tenaga kerja di Indonesia dapat hidup dengan sejahtera dan perekonomian serta pembangunan di Indonesia terus membaik.

Kami, 145 orang ambassador, dibekali dengan organization profile, visi dan misi, menghitung formula premi dengan penghasilan, studi kasus lapangan, dan juga diberikan pengetahuan tentang lembaga-lembaga mana saja yang bermitra dengan BPJS Ketenagakerjaan. Semua itu kami dapatkan agar menjadi bekal dalam melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang BPJS Ketenagakerjaan. Harapannya masyarakat dapat lebih melek akan jaminan sosial.

Baiklah. Dunia pertama sudah kita jelajahi. Ada hal yang tidak kita perhatikan sebelumnya, bahwa ada dunia masa depan yang harus kita persiapkan. Salah satunya adalah jaminan sosial.

LANGKAH KETIGA: POSITIVE FIGHTER, GIVING ACTIVITY, DAN SOSIALISASI BPJS KETENAGAKERJAAN

Here we go! Pada hari Jumat, 5 Agustus 2016, 145 Ambassador menggetarkan kota Salatiga dengan semangat yang membara. Kami membawa misi baik untuk kota ini. Misi yang semalam suntuk kami persiapkan. Berharap-harap cemas misi ini akan berhasil. Berdoa dengan kuat-kuat, semoga membawa manfaat bagi masyarakat.

Yap! Social Project yang kami canangkan ada dua: Giving Activity dan Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan kepada seluruh masyarakat Salatiga. Akan tetapi, untuk melakukan social project tersebut kami tidak diberikan modal sepeser pun. Oleh karena itu, kami melakukan Positive Fighter! Positive fighter adalah kegiatan positif untuk mengumpulkan dana guna melakukan giving activity kepada masyarakat Salatiga. Kalian tahu? Target awal yang harus kami kumpulkan untuk kegiatan posiitif fighter adalah 4 juga sekian. Sangat banyak. Deg-degan juga sih, apa bisa ya kami kumpulkan uang segitu banyaknya tanpa modal sepeser pun dalam waktu tiga jam?

 

Siap Positive Fighter

Siap Positive Fighter

LANGKAH KETIGA: POSITIVE FIGHTER, GIVING ACTIVITY, DAN SOSIALISASI BPJS KETENAGAKERJAAN

Here we go! Pada hari Jumat, 5 Agustus 2016, 145 Ambassador menggetarkan kota Salatiga dengan semangat yang membara. Kami membawa misi baik untuk kota ini. Misi yang semalam suntuk kami persiapkan. Berharap-harap cemas misi ini akan berhasil. Berdoa dengan kuat-kuat, semoga membawa manfaat bagi masyarakat.

Yap! Social Project yang kami canangkan ada dua: Giving Activity dan Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan kepada seluruh masyarakat Salatiga. Akan tetapi, untuk melakukan social project tersebut kami tidak diberikan modal sepeser pun. Oleh karena itu, kami melakukan Positive Fighter! Positive fighter adalah kegiatan positif untuk mengumpulkan dana guna melakukan giving activity kepada masyarakat Salatiga. Kalian tahu? Target awal yang harus kami kumpulkan untuk kegiatan posiitif fighter adalah 4 juga sekian. Sangat banyak. Deg-degan juga sih, apa bisa ya kami kumpulkan uang segitu banyaknya tanpa modal sepeser pun dalam waktu tiga jam?

Kami diberi waktu dari pukul 07.30 sampai dengan 11.00 untuk mencari uang. Banyak hal yang kami lakukan. Sudah hilang urat malu kami. Hanya ada target dan kemuan yang kuat agar social project kami dapat terlaksana dengan baik. Ada yang membantu-bantu warga yang punya rumah makan untuk cuci piring, ada yang menjadi sales sebuah produk yang terkenal di kota Salatiga, ada yang bantu bersih-bersih rumah, ada yang mengamen di pasar, ada yang berjualan makanan dan minuman kepada warga, dan sampai ada yang bekerja memandikan kura-kura. Upah yang kami terima adalah upah seikhlasnya dari warga sekitar. Dan… puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, kami 145 orang ambassador mampu mengumpulkan kurang lebih 7 juta sekian dalam waktu tiga jam! Sebuah pencapaian yang patut kita syukuri. Berkat pencapaian yang di luar dugaan, kami semakin mantap dan siap untuk melakukan giving activity untuk masyarakat Salatiga.

Dengan menjunjung tinggi nilai toleransi, solidaritas, gotong royong, dan bhineka tunggal ika, kami melakukan giving activity di rumah-rumah ibadah yang ada di kota Salatiga. Kami membersihkan Vihara, Klenteng, Gereja, dan juga Masjid. Kami juga memberikan alat-alat kebersihan juga alat ibadah untuk rumah-rumah ibadah tersebut. Kami juga membantu memperbaiki pagar dan memperbaharui cat di sebuah asrama polisi karena warna cat pada asrama tersebut terlihat memprihatinkan.

1470998901373

Membersihkan lingkungan

Selesai melakukan giving activity untuk masyarakat Salatiga, kami kemudian melaksanakan amanah kami sebagai ambassador, yaitu melakukan edukasi dan sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan kepada masyarakat Salatiga. Pada kegiatan sosialisasi tersebut, kami menekankan hal-hal mendasar kepada masyarakat seperti, pentingnya jaminan sosial untuk para tenaga kerja, perbedaan antara BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan, juga memberikan pengertian bahwa BPJS Ketenagakerjaan ini akan banyak memberikan manfaat dan perlindungan bagi tenaga kerja. Oleh karena itu, kami mendatangi rumah-rumah warga, para tukang becak, pedagang-pedagang, tukang parkir, anak sekolah, kasir toko, mbak-mbak yang lagi maem cantik di warteg, dan masih banyak lagi.

Tanggapan masyarakat Salatiga tentang kegiatan sosialisasi ini beragam. Ada yang antusias mendengarkan, ada yang tertarik dan banyak bertanya, ada yang memalingkan muka tidak peduli, ada yang pura-pura tidak tahu, dan masih banyak lagi. Untuk bukti bahwa kami sudah melakukan sosialisasi, kami diminta memfoto KTP atau kartu identitas orang yang kami temui. Walaupun ditargetkan dengan foto KTP, bagi kami nilai dari kegiatan ini tidak hanya terbatas sampai di situ. Dapat menyebarkan hal baik kepada masyarakat adalah hal yang membahagiakan kami. Semoga apa yang kami lakukan dapat menjadi manfaat bagi masyarakat Salatiga.

 

1470998304660

1470998536493

1470998591105

Oke. Dunia berikutnya sudah kita jelajahi. Idealisme dan realitas terkadang bertolak belakang. Akan tetapi, dengan keterbatasan ternyata kita mampu memberi. Oleh karena itu, berhenti mengutuk kegelapan dan mulai nyalakan lilin!

1470714883990

LANGKAH-LANGKAH SELANJUTNYA: KAMI AKAN MELANGKAH LEBIH JAUH

Banyak sekali bekal yang didapatkan pada kesempatan ini. Bekal yang akan berguna untuk kami menyongsong masa depan kami. Kami dilatih menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang ulet, bertanggungjawab, berani ambil resiko, dan membawa pengaruh positif. Kami juga dibekali dengan pengetahuan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih cerah dengan belajar tentang Manajemen Investasi. Kami dilatih dan dibekali wawasan untuk berinvestasi sejak usia muda. Selain membantu bekal masa depan kami, ternyata berinvestasi akan membantu pembangunan negara dan mencerdaskan bangsa. Oleh karena itu, berinvestasi sejak muda tidak ada salahnya. Mempersiapkan masa depan memang harus jauh-jauh hari.

Selain bekal tentang future leader dan manajemen investasi, kami juga diberikan bekal tentang wawasan kebangsaan. Bagaimanapun juga, kami adalah generasi bangsa Indonesia yang nantinya akan mengubah keadaan bangsa ini menjadi lebih baik, negrinya makin makmur, dan rakyatnya lebih sejahtera. Oleh karena itu, kami dibekali dengan wawasan kebangsaan yang cukup. Walaupun begitu, banyak hal yang harus kami pelajari lagi. Mumpung masih muda, jangan sampai kita lengah untuk mempelajari banyak hal. Perkaya ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan wawasan seluas-luasnya.

Puji syukur tiada akhir kepada-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Kuasa atas ilmu pengetahuan, pengalaman, wawasan, teman, dan keluarga baru yang Engkau beri. Memang susah dicerna akal sehat. Bisa dibilang kami baru saja kenal. Baru ketemu dua kali camp. Akan tetapi kami bisa membaur luar biasa akrab. Bisa membaur tanpa harus membedakan umur, warna kulit, suku, agama, jurusan, dan almamater. Kami membaur begitu saja menjadi satu. Berjanji akan saling mengunjungi. Berjanji akan saling memelihara silaturahmi, mengantarkan keliling tempat-tempat wisata, bertukar foto, bertukar email, juga bertukar akun media sosial yang lain. Berjanji akan sharing pengetahuan dan pengalaman. Berjanji akan selalu memelihara kekeluargaan ini. Terima kasih. Itu saja.

1470874685657

Ambassador BPJS-TK UGM

1470875872727

Region Jogja Main ke Borobudur

Dunia yang kami jelajahi begitu luas, indah, tapi menantang. Kami pulang dari ‘jalan-jalan’ ini ke daerah asal masing-masing dengan tekad yang bulat, kami harus belajar lebih keras. Mengapa? Karena suatu hari nanti kami akan membangun Indonesia bersama-sama.

1470876390045

145 Ambassador BPJS Ketenagakerjaan Camp 2 Batch 2

 

SALAM SUKSES

Mahasiswa biasa-biasa saja, namun setelah bertemu kalian merasa luar biasa.

Suzash Gribisy Rabbani (Sastra Indonesia UGM 2014)

 

Sebuah Keluhan dari Para Pejalan Kaki: Trotoar untuk Siapa?

Jalan menjadi bagian dari sistem transportasi nasional dan memiliki peranan penting dalam mendukung bidang ekonomi, sosial budaya, serta lingkungan. Menurut UU Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, bagian-bagian jalan meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan. Sistem transportasi tidak hanya terdiri dari jalan dan kendaraan yang digunakan, tetapi juga menyangkut kepentingan pejalan kaki. Oleh karena itu, ada bagian dari jalan yang dinamakan trotoar.

TROTOAR UNTUK KITA?

20130812_pedagang-berjualan-di-trotoar-monas_2818

Trotoar disediakan untuk digunakan oleh para pejalan kaki. Tujuan disediakannya trotoar adalah untuk menjamin keamanan pejalan kaki dan kelancaran lalu lintas transportasi. Posisi pejalan kaki jika dicampur dengan kendaraan akan memperlambat laju lalu lintas.. Oleh karena itu, kendaraan tetap berkuasa di jalanan, sedangkan pejalan kaki disediakan ruang di trotoar. Dengan demikian, lalu lintas dapat berjalan dengan lancar.

Pembangunan trotoar diatur oleh undang-undang. Trotoar di kota tentu berbeda dengan trotoar yang ada di jalan tol, maupun trotoar yang ada di pemberhentian bis. Karena pembangunan trotoar diatur sedemikian rupa oleh pemerintah, tentulah bukan hal yang remeh. Trotoar mempunyai bagian penting dari jalan dan arus lalu lintas.

Pada saat ini, ternyata trotoar kini bukan lagi tempat yang merdeka untuk pejalan kaki. Beberapa kali pasti kamu pernah melihat pengendara sepeda motor banting setir naik ke trotoar untuk menghindari kemacetan. Pejalan kaki kadang terkena bunyi klakson tanda perintah ‘meminggirkan’ diri agar pengendara tersebut dapat lewat dengan leluasa. Hanya demi menghindari macet, beberapa pengendara motor nekat untuk merampas tempat yang bukan haknya. Apakah trotoar masih jadi tempat yang merdeka untuk para pejalan kaki?

Di pinggir-pinggir jalan kini telah menjamur berbagai pusat perbelanjaan, tempat hiburan, tempat makan, kafe, atau tempat nongkrong lainnya. Namun tak jarang dari tempat-tempat tersebut yang tidak menyediakan lahan parkir untuk para pengunjungnya sehingga memakan lahan trotoar untuk parkir. Trotoar yang dipenuhi motor dan mobil tentu akan mempersulit pejalan kaki. Ruang untuk pejalan kaki semakin sempit, bahkan tidak ada lagi. Tak habis pikir memang dengan pengusaha yang membuka usahanya di pinggir jalan namun tidak memikirkan tempat parkir.

Belum lagi banyaknya pedagang-pedagang kaki lima yang jangankan tempat parkir, tempatnya berjualan saja sudah memakan tempat di trotoar. Bisa dibayangkan pelanggan dagangan kaki lima parkir di mana? Sebenarnya, aktivitas-aktivitas di atas tidak hanya mempersempit ruang bagi pejalan kaki, tapi juga berpotensi menimbulkan masalah-masalah baru, seperti kemacetan akibat terganggunya mobilitas keluar masuknya kendaraan dari tempat parkir. Sering kita lihat kendaraan ketika akan memarkirkan kendaraannya di tepi jalan atau trotoar akan mengganggu mobilitas pengendara lainnya. Apakah pejalan kaki masih merdeka menggunakan trotoarnya?

Anehnya, aktivitas-aktivitas tersebut masih berjalan baik-baik saja, seperti tidak ada yang dirugikan. Perlu adanya kesadaran bahwa alih fungsi trotoar merupakan perampasan hak pejalan kaki. Pejalan kaki masih ada dan tidak boleh dilupakan oleh para pengendara kendaraan bermotor. Untuk menghindari kerugian di berbagai pihak, saya rasa perlu adanya peraturan dari pemerintah pusat maupun derah tentang tata ruang wilayah, khususnya untuk bagian jalan yaitu trotoar. Di samping itu, diperlukan kesadaran pribadi untuk bersama menjaga trotoar agar nyaman untuk pejalan kaki dan juga pengguna jalan lainnya.

Mari jalan-jalan lagi menikmati sudut kota dan menggunakan trotoar kita.

24413801