[RELEASE] Sebuah Kesempatan Kedua: The Ambassador BPJS Ketenagakerjaan

Benci, benci, benci, tapi rindu, sayang.”

Memulainya memang berat. Menjalaninya tak kalah berat. Akan tetapi, melupakannya dengan mudah, siapa yang dapat?

1470974981936

145 AMBASSASDOR DIPERTEMUKAN KEMBALI

Ada alasan kami dipertemukan kembali. Sebagai duta dari BPJS? Tentu. Sebagai kewajiban mengikuti kegiatan dari KSE? Tentu. Sebagai alasan agar bisa jalan-jalan dan naik pesawat gratis? Wah, tentu saja! Namun, di balik alasan-alasan tersebut, masih ada nilai-nilai lain yang tersirat sebagai alasan kami dipertemukan lagi dalam kegiatan ini. 145 Ambassador dari seluruh Nusantara. Dari Aceh sampai Papua.

Bisa jadi ini obat rindu. Euforia dan keseruan di camp sebelumnya memang masih membekas di ingatan kami. Bisa jadi ini sebuah perekat yang dapat menyambung kembali tali-tali silaturahmi yang kendor ditelan ruang dan waktu. Setelah kami kembali ke kehidupan kami masing-masing dengan segala kegiatannya, kami jadi jarang bertegur sapa. Bisa jadi ini sebuah gerbang yang terbuka lebar agar kami dapat memasuki dunia yang sebenarnya. Dunia yang bukan hanya di kampus saja. Dunia yang bukan hanya di buku catatan kuliah saja. Dunia yang bukan hanya di ruang kelas saja. Dunia yang bukan hanya di kantor dosen saja. Dunia yang bukan hanya di pintu masuk almamater saja. Kegiatan ini seolah sebuah gerbang yang terbuka lebar bagi kami. Kami dituntut untuk melihat ke depan. Melihat ke dunia yang lebih luas. Melihat dengan kacamata yang lain.

Pertama kali menaiki kendaraan menuju Kopeng, Salatiga, sudah sangat terasa atmosfernya. Seolah kami akan dibawa berjalan-jalan keliling dunia, melihat kehidupan di masa depan.

Seolah ada yang menarik tangan dan berbisik di telinga “Ayo, lihat keluar sebentar saja. Tinggalkan dulu aktivitas di duniamu yang sebenarnya. Ayo jalan-jalan. Ada banyak hal yang harus kamu lihat dan kamu ketahui. Dunia itu luas!”

DI MULUT GERBANG: MENGINJAKKAN KAKI DI BUMI SALATIGA

Banyak yang menebak-nebak, apa ya yang akan terjadi selama enam hari ke depan? Banyak pikiran yang berkecamuk. Ada yang tidak siap makan dengan kilat. Ada yang tidak siap dengan jam tidur yang bergeser. Ada yang tidak siap push up. Ada yang tidak siap dengan teriakan-teriakan pelatih yang menyalah-nyalahkan. Ada yang tidak siap untuk duduk mendengarkan materi tanpa mengantuk. Dan banyak lagi alasan-alasan ketidaksiapan kami melakukan ‘jalan-jalan’ ini.

Rasanya senang sekali begitu mengetahui banyak teman-teman dari camp sebelumnya datang dan mengikuti kegiatan ini lagi. Rasanya kawan senasib dan sepenanggungan hadir kembali di samping kita. Siap (nggak siap) menerjang apa yang akan terjadi enam hari ke depan. Wajah-wajah yang tak asing berdatangan. Senyum-senyum sapa bertaburan. Jabat-jabat tangan bertautan seolah mengikat kembali tali yang sudah sedikit mengendor. Kabar-kabar baik mulai terdengar. Terasa sangat menyenangkan. Seperti berkumpul kembali dengan keluarga.

Namun, ada wajah-wajah baru juga yang terlihat. Wajah-wajah baru yang sebenarnya juga pernah merasakan nasib yang sama. Sebagian dari kami mengikut camp yang berbeda. Hanya satu yang terlintas di dalam benak kami: keluarga kami bertambah.

LANGKAH PERTAMA: TANCAP GAS!

Seperti Afika yang mengabarkan kepada khalayak bahwa ada yang baru dengan Oreo, kami juga akan mengabarkan ada hal baru yang terjadi pada camp ini. Ternyata, wajah-wajah yang familiar tidak hanya terlihat di antara peserta camp. Wajah tidak asing muncul juga di barisan para mantan *Lah?. Iya. Muncul di barisan para mantan peserta camp. Mereka berbaris dengan predikat baru. Bukan lagi peserta, namun sebagai pelatih. Sebagai officer. Iya, officer. Officer buosku!

Piye perasaanmu, kalau teman yang sehari-harinya gila bareng kamu di sekre paguyuban, sama-sama jadi tengkorak pas camp, atau sama-sama susah nelen makanan dan rempong sendiri waktu disuruh lari dari kamar menuju aula, eh sekarang malah jadi yang nyuruh-nyuruh kamu lari dan makan snack dalam dua menit! Sekarang malah jadi orang yang pertama kali kamu senyumin begitu ketemu. Sekarang malah jadi orang yang harus kamu hormati. Sekarang malah jadi orang yang meneriaki kupingmu dan kayaknya ada aja kesalahanmu yang diungkit-ungkit. Seolah tidak memaklumi kalau kita hanya manusia biasa *tsah. Untung aja, nggak ada gitu officer yang pacarnya jadi peserta camp. Kan nggak lucu ya…. Eh. Tapi kayaknya seru juga deh. Saya harap sih suatu hari bakalan kejadian tuh, officer yang pacarnya jadi peserta camp! Profesionalitas tinggi sangat dituntut! Hahaha!

Seperti kegiatan sebelumnya, kami dibagi menjadi empat kelompok besar. Kelompok B, P, J, dan S. Di kelompok inilah kami menentukan siapa yang akan menjadi cermin dari kami. Peraturan mulai berlaku. Bintang dan tengkorak akan tetap menjadi momok yang mendebarkan sekaligus sedikit seru.

Manusiawi memang, ketika seseorang keluar dari zona nyamannya, ia akan sedikit kelimpungan beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Demikian juga kami. Kami rasa, pernah mengikuti kegiatan serupa dengan aktivitas yang sama tentu tidak akan terlalu berat. Namun kenyataannya, adaptasi yang kami lakukan dengan kegiatan yang serupa terasa tidak mudah. Ada banyak kelalaian-kelalaian yang kami lakukan dan kegesitan kami berkurang.

Lari dari kamar menuju lapangan dan aula adalah hal yang sulit. Kamar dan lapangan terasa jauh sekali. Belum lagi harus naik turun tangga. Belum lagi kalau pakai sepatu kerja. Belum lagi kalau tergesa dan lupa bawa name tag. Belum lagi kalau punya cermin yang rempong. Sudahlah. Tamatlah hidup kau. Jadi tengkorak kau pasti.

Momok yang lain yang tak kalah menyebalkan adalah waktu makan. Kegiatan yang jarang dirindukan adalah kegiatan makan dan coffe break. Berbeda dengan camp 1, jatah makan kami tidak lagi dibungkus kotak makan. Jatah makan kami prasmanan. Membuat kami agak sedikit berisik ketika mengambil makanan, juga ketika makan dengan piring dan sendoknya. Ditambah lagi, jika jangka waktu makan hanya tiga sampai empat menit. Di sinilah inisiatif pemimpin dimainkan. Tepuk salut untuk para pionir-pionir yang mampu mengondisikan waktu makan agar efektif dan efisien.

LANGKAH KEDUA: SEDIKIT LEBIH JAUH MENGENAL BPJS KETENAGAKERJAAN

Tidak akan lupa, kami dapat berkumpul di sini dan menjalin hubungan keluarga dengan teman-teman dari seluruh Indonesia berkat KSE, BPJS Ketenagakerjaan, dan juga para donatur dari manajemen investasi. Ini saatnya bagi kami berkenalan dengan mereka. Jika di camp 1 kami hanya dikenalkan sedikit mengenai BPJS Ketenagakerjaan, di camp 2 ini kami dikenalkan dengan banyak aspek mengenai BPJS Ketenagakerjaan tersebut

Sedikit saja kami ulas garis besarnya. BPJS Ketenagakerjaan dulunya adalah Jamsostek. Sejak 2014, Jamsostek berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan hadir dengan membawa amanah dari negara. BPJS Ketenagakerjaan wajib melindungi seluruh tenaga kerja baik yang merupakan penerima upah (yang kerja di perusahaan dan dapat gaji) maupun yang bukan penerima upah (bekerja mandiri, seperti tukang ojek, tukang becak, wirausahawan, dsb). Mengapa tenaga kerja wajib dilindungi? Karena tenaga kerja rata-rata merupakan tulang punggung sebuah keluarga. Jika terjadi sesuatu hal yang buruk pada tulang punggung keluarga, tentu saja perekonomian keluarga akan goyah dan tidak stabil lagi. Anaknya mau sekolah susah, ibu mau masak untuk makan tidak punya uang lagi, adek mau beli susu uangnya nggak cukup, serta akan banyak permasalahan ekonomi keluarga yang terjadi bila ada kecelakaan kerja menimpa tulang punggung keluarga. Perekonomian keluarga yang tidak stabil lagi akan mengakibatkan angka kemiskinan meningkat.

 

1470874932585

Oleh karena itu, BPJS Ketenagakerjaan hadir dengan menawarkan perlindungan bagi tenaga kerja dan keluarganya. Sehingga kemandirian sebuah keluarga terjamin. Seorang tenaga kerja dapat terus bekerja, berkarya, dan berinovasi tanpa perlu takut lagi. Jaminan sosial ini penting karena ternyata Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) berpengaruh pada perekonomian negara. Bisa kita tengok negara sebelah, Malaysia dengan EPFnya atau Singapura dengan CPFnya yang berhasil menjadi jembatan kesejahteraan masyarakaatnya. Sebagai generasi muda, tentulah kita wajib memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya jaminan sosial ini kepada masyarakat Indonesia. Harapannya, dengan adanya edukasi dan sosialisasi, tenaga kerja di Indonesia dapat hidup dengan sejahtera dan perekonomian serta pembangunan di Indonesia terus membaik.

Kami, 145 orang ambassador, dibekali dengan organization profile, visi dan misi, menghitung formula premi dengan penghasilan, studi kasus lapangan, dan juga diberikan pengetahuan tentang lembaga-lembaga mana saja yang bermitra dengan BPJS Ketenagakerjaan. Semua itu kami dapatkan agar menjadi bekal dalam melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang BPJS Ketenagakerjaan. Harapannya masyarakat dapat lebih melek akan jaminan sosial.

Baiklah. Dunia pertama sudah kita jelajahi. Ada hal yang tidak kita perhatikan sebelumnya, bahwa ada dunia masa depan yang harus kita persiapkan. Salah satunya adalah jaminan sosial.

LANGKAH KETIGA: POSITIVE FIGHTER, GIVING ACTIVITY, DAN SOSIALISASI BPJS KETENAGAKERJAAN

Here we go! Pada hari Jumat, 5 Agustus 2016, 145 Ambassador menggetarkan kota Salatiga dengan semangat yang membara. Kami membawa misi baik untuk kota ini. Misi yang semalam suntuk kami persiapkan. Berharap-harap cemas misi ini akan berhasil. Berdoa dengan kuat-kuat, semoga membawa manfaat bagi masyarakat.

Yap! Social Project yang kami canangkan ada dua: Giving Activity dan Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan kepada seluruh masyarakat Salatiga. Akan tetapi, untuk melakukan social project tersebut kami tidak diberikan modal sepeser pun. Oleh karena itu, kami melakukan Positive Fighter! Positive fighter adalah kegiatan positif untuk mengumpulkan dana guna melakukan giving activity kepada masyarakat Salatiga. Kalian tahu? Target awal yang harus kami kumpulkan untuk kegiatan posiitif fighter adalah 4 juga sekian. Sangat banyak. Deg-degan juga sih, apa bisa ya kami kumpulkan uang segitu banyaknya tanpa modal sepeser pun dalam waktu tiga jam?

 

Siap Positive Fighter

Siap Positive Fighter

LANGKAH KETIGA: POSITIVE FIGHTER, GIVING ACTIVITY, DAN SOSIALISASI BPJS KETENAGAKERJAAN

Here we go! Pada hari Jumat, 5 Agustus 2016, 145 Ambassador menggetarkan kota Salatiga dengan semangat yang membara. Kami membawa misi baik untuk kota ini. Misi yang semalam suntuk kami persiapkan. Berharap-harap cemas misi ini akan berhasil. Berdoa dengan kuat-kuat, semoga membawa manfaat bagi masyarakat.

Yap! Social Project yang kami canangkan ada dua: Giving Activity dan Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan kepada seluruh masyarakat Salatiga. Akan tetapi, untuk melakukan social project tersebut kami tidak diberikan modal sepeser pun. Oleh karena itu, kami melakukan Positive Fighter! Positive fighter adalah kegiatan positif untuk mengumpulkan dana guna melakukan giving activity kepada masyarakat Salatiga. Kalian tahu? Target awal yang harus kami kumpulkan untuk kegiatan posiitif fighter adalah 4 juga sekian. Sangat banyak. Deg-degan juga sih, apa bisa ya kami kumpulkan uang segitu banyaknya tanpa modal sepeser pun dalam waktu tiga jam?

Kami diberi waktu dari pukul 07.30 sampai dengan 11.00 untuk mencari uang. Banyak hal yang kami lakukan. Sudah hilang urat malu kami. Hanya ada target dan kemuan yang kuat agar social project kami dapat terlaksana dengan baik. Ada yang membantu-bantu warga yang punya rumah makan untuk cuci piring, ada yang menjadi sales sebuah produk yang terkenal di kota Salatiga, ada yang bantu bersih-bersih rumah, ada yang mengamen di pasar, ada yang berjualan makanan dan minuman kepada warga, dan sampai ada yang bekerja memandikan kura-kura. Upah yang kami terima adalah upah seikhlasnya dari warga sekitar. Dan… puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, kami 145 orang ambassador mampu mengumpulkan kurang lebih 7 juta sekian dalam waktu tiga jam! Sebuah pencapaian yang patut kita syukuri. Berkat pencapaian yang di luar dugaan, kami semakin mantap dan siap untuk melakukan giving activity untuk masyarakat Salatiga.

Dengan menjunjung tinggi nilai toleransi, solidaritas, gotong royong, dan bhineka tunggal ika, kami melakukan giving activity di rumah-rumah ibadah yang ada di kota Salatiga. Kami membersihkan Vihara, Klenteng, Gereja, dan juga Masjid. Kami juga memberikan alat-alat kebersihan juga alat ibadah untuk rumah-rumah ibadah tersebut. Kami juga membantu memperbaiki pagar dan memperbaharui cat di sebuah asrama polisi karena warna cat pada asrama tersebut terlihat memprihatinkan.

1470998901373

Membersihkan lingkungan

Selesai melakukan giving activity untuk masyarakat Salatiga, kami kemudian melaksanakan amanah kami sebagai ambassador, yaitu melakukan edukasi dan sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan kepada masyarakat Salatiga. Pada kegiatan sosialisasi tersebut, kami menekankan hal-hal mendasar kepada masyarakat seperti, pentingnya jaminan sosial untuk para tenaga kerja, perbedaan antara BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan, juga memberikan pengertian bahwa BPJS Ketenagakerjaan ini akan banyak memberikan manfaat dan perlindungan bagi tenaga kerja. Oleh karena itu, kami mendatangi rumah-rumah warga, para tukang becak, pedagang-pedagang, tukang parkir, anak sekolah, kasir toko, mbak-mbak yang lagi maem cantik di warteg, dan masih banyak lagi.

Tanggapan masyarakat Salatiga tentang kegiatan sosialisasi ini beragam. Ada yang antusias mendengarkan, ada yang tertarik dan banyak bertanya, ada yang memalingkan muka tidak peduli, ada yang pura-pura tidak tahu, dan masih banyak lagi. Untuk bukti bahwa kami sudah melakukan sosialisasi, kami diminta memfoto KTP atau kartu identitas orang yang kami temui. Walaupun ditargetkan dengan foto KTP, bagi kami nilai dari kegiatan ini tidak hanya terbatas sampai di situ. Dapat menyebarkan hal baik kepada masyarakat adalah hal yang membahagiakan kami. Semoga apa yang kami lakukan dapat menjadi manfaat bagi masyarakat Salatiga.

 

1470998304660

1470998536493

1470998591105

Oke. Dunia berikutnya sudah kita jelajahi. Idealisme dan realitas terkadang bertolak belakang. Akan tetapi, dengan keterbatasan ternyata kita mampu memberi. Oleh karena itu, berhenti mengutuk kegelapan dan mulai nyalakan lilin!

1470714883990

LANGKAH-LANGKAH SELANJUTNYA: KAMI AKAN MELANGKAH LEBIH JAUH

Banyak sekali bekal yang didapatkan pada kesempatan ini. Bekal yang akan berguna untuk kami menyongsong masa depan kami. Kami dilatih menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang ulet, bertanggungjawab, berani ambil resiko, dan membawa pengaruh positif. Kami juga dibekali dengan pengetahuan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih cerah dengan belajar tentang Manajemen Investasi. Kami dilatih dan dibekali wawasan untuk berinvestasi sejak usia muda. Selain membantu bekal masa depan kami, ternyata berinvestasi akan membantu pembangunan negara dan mencerdaskan bangsa. Oleh karena itu, berinvestasi sejak muda tidak ada salahnya. Mempersiapkan masa depan memang harus jauh-jauh hari.

Selain bekal tentang future leader dan manajemen investasi, kami juga diberikan bekal tentang wawasan kebangsaan. Bagaimanapun juga, kami adalah generasi bangsa Indonesia yang nantinya akan mengubah keadaan bangsa ini menjadi lebih baik, negrinya makin makmur, dan rakyatnya lebih sejahtera. Oleh karena itu, kami dibekali dengan wawasan kebangsaan yang cukup. Walaupun begitu, banyak hal yang harus kami pelajari lagi. Mumpung masih muda, jangan sampai kita lengah untuk mempelajari banyak hal. Perkaya ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan wawasan seluas-luasnya.

Puji syukur tiada akhir kepada-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Kuasa atas ilmu pengetahuan, pengalaman, wawasan, teman, dan keluarga baru yang Engkau beri. Memang susah dicerna akal sehat. Bisa dibilang kami baru saja kenal. Baru ketemu dua kali camp. Akan tetapi kami bisa membaur luar biasa akrab. Bisa membaur tanpa harus membedakan umur, warna kulit, suku, agama, jurusan, dan almamater. Kami membaur begitu saja menjadi satu. Berjanji akan saling mengunjungi. Berjanji akan saling memelihara silaturahmi, mengantarkan keliling tempat-tempat wisata, bertukar foto, bertukar email, juga bertukar akun media sosial yang lain. Berjanji akan sharing pengetahuan dan pengalaman. Berjanji akan selalu memelihara kekeluargaan ini. Terima kasih. Itu saja.

1470874685657

Ambassador BPJS-TK UGM

1470875872727

Region Jogja Main ke Borobudur

Dunia yang kami jelajahi begitu luas, indah, tapi menantang. Kami pulang dari ‘jalan-jalan’ ini ke daerah asal masing-masing dengan tekad yang bulat, kami harus belajar lebih keras. Mengapa? Karena suatu hari nanti kami akan membangun Indonesia bersama-sama.

1470876390045

145 Ambassador BPJS Ketenagakerjaan Camp 2 Batch 2

 

SALAM SUKSES

Mahasiswa biasa-biasa saja, namun setelah bertemu kalian merasa luar biasa.

Suzash Gribisy Rabbani (Sastra Indonesia UGM 2014)

 

Museum Penyimpan Mushaf Nusantara

IMG_1975Museum Bayt Al-Quran

Saya pernah pergi ke tempat itu sekitar dua tahun lalu bersama teman-teman SMA satu angkatan. Kami pergi ke Jakarta dan Bandung untuk praktik membuat laporan perjalanan. Salah satu tujuan kami adalah tempat unik ini. Namanya Musum Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal.

Museum Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal adalah dua tempat yang berbeda namun terletak pada satu lokasi. Kedua museum ini terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Kedua museum ini beda menajemen, namun satu konsep. Museum Bayt Al-Quran adalah museum yang menyimpan koleksi mushaf Al-Quran karya penulis kaligrafi, kyai, maupun santri pondok pesantren baik dari dalam maupun luar negeri. Sedangkan museum Istiqlal adalah tempat penyimpanan koleksi hasil kebudayaan Islam di nusantara.

Pada waktu itu, kami berkesempatan untuk bertemu dengan peneliti museum Bayt Al-Quran, Bapak Hakim Syukrie. Bapak Hakim mengantarkan kami berkeliling dan menjelaskan beberapa informasi mengenai museum ini. Ia mengatakan bahwa ada sekitar 40 naskah kuno yang dimiliki oleh museum Bayt Al-Quran, sedangkan di Museum Istiqlal terdapat hasil kebudayaan Islam Nusantara seperti manuskrip Al-Quran, kaligrafi, hiasan guci, lukisan kontemporer, dan hasil seni Islam lainnya.

185742_museum8

Di Museum Bayt Al-Quran, pengunjung dapat melihat koleksi Al-Quran dari daerah Wonosobo, Cirebon, Aceh, Madura, dan beberapa daerah lain di Indonesia. Selain itu, museum ini memiliki beberapa koleksi yang unik seperti mushaf terbesar hasil karya dua santri di Pondok Pesantren Al-Asy’ariyyah, Kalibeber, Wonosobo. Ada juga koleksi unik lainnya mushaf terkecil, mushaf menggunakan huruf braile untuk tunanetra, serta mushaf sundawi yang menggunakan corak khas Jawa Barat. Semua mushaf ditulis menggunakan aksara Arab akan tetapi hiasan yang mengitari khat Al-Quran khas dari daerah nusantara.

Pak Hakim menerangkan bahwa museum ini dulunya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 April 1997. Hal yang memprakarsai pembangunan museum ini adalah ketika Presiden Soeharto menerima hadiah sebuah mushaf besar dari Pondok Pesantren Al-Asy’ariyyah, Kalibeber, Wonosobo pada 50 tahun kemerdekaan RI. Mushaf ini sangat besar dan indah karena berisi corak dari 27 daerah di Indonesia. Ketika itu, timbullah ide untuk membuat suatu tempat guna menghimpun dan memelihara mushaf Al-Quran itu. Akhirnya digaraplah ide untuk membangun tempat yang bernama Bayt Al-Quran atau yang berarti Rumah Al-Quran ini.

IMG_20141228_124133

IMG_0059

Museum ini luas dan dingin. Maklum, kertas manuskrip dan naskah mushaf harus disimpan di suhu yang dingin agar tetap awet. Manuskrip dan mushaf disimpan di dalam kotak kaca sehingga pengunjung tidak bisa menyentuhnya. Pengunjung hanya bisa menyentuh karya seni lukis yang berbahan seperti karpet di museum Istiqlal. Lukisan ini dipajang di dinding. Para pengunjung bisa menikmati lukisan-lukisan dan kaligrafi yang indah tersebut di dalam museum.

Bangunan museum kira-kira luasnya sekitar 20.000 m². Lantai dasar (basement) merupakan ruang konservasi, laboratorium, karantina, workshop, percetakan dan lain-lain. Lantai satu terdiri atas hall utama, tempat kami disambut oleh pihak museum dengan hangat. Selain itu terdapat masjid, toko cinderamata, kafetaria, ruang pameran yang biasa untuk disewakan guna keperluan pameran. Ruang pamer museum terletak di lantai dua, dilengkapi dengan ruang audio visual serta kantor untuk pengelola museum. Lantai tiga untuk perpustakaan, ruang direktur, kepala bidang dan kepala seksi, ruang rapat terbatas, serta ruang kuratorial. Oiya, ada satu lantai lagi yaitu basement. Saya sendiri tidak sempat ke ikut ke basement waktu itu karena terlalu terlena oleh lukisan-lukisan di lantai dua. Namun, ada informasi bahwa di lantai basement terdapat laboratorium dan percetakan.

Sangat menarik mengunjungi tempat ini. Tempat yang menyimpan hasil kekayaan dan kebudayaan Islam di Indonesia. Pak Hakim sempat berkata bahwa warisan Islam yang bercorak kebudayaan Indonesia ini harus terus dijaga dan dilestarikan. Mushaf ini merupakan bukti sejarah yang menandakan Islam sudah ada di Indonesia dalam waktu yang sangat lama.

185754_museum9

Jika kamu tertarik, boleh lho datang ke kawasan Taman Mini Indonesia Indah. Museum ini berada di antara Museum Telekomunikasi dan Museum Olah Raga, sedikit ke kanan dari Tugu Api Pancasila. Masuk ke museum Bayt Al-Quran dan museum Istiqlal tidak dipungut biaya. Kamu hanya perlu membayar tiket masuk ke Taman Mini Indonesia Indah saja sejumlah Rp9.000,00 dan parkir kendaraan. Jam buka Bayt Al Qur’an dan Museum Istiqlal 07.00 – 16.00 WIB setiap hari. Bagaimana? Apakah kamu tertarik untuk mengunjungi tempat ini?

149090_589721041046717_1689436595_nSuzash dan Poppy di salah satu koleksi lukisan karpet Museum Istiqlal

Segera tulis di daftar tempat tujuan liburanmu, ya!

[RELEASE] Oleh-Oleh dari Kota Hujan: The Ambassador BPJS Ketenagakerjaan Camp 1 Batch 2

1457671112972

Bangunlah jiwanya. Bangunlah badannya. Untuk Indonesia Raya.”

Saya tidak tahu apa yang ada di dalam benak W.R. Supratman ketika menciptakan lagu ini. Pada bagian ini, entah mengapa rasanya selalu terenyuh. Entah benar atau tidak, di balik sebait lirik lagu kebangsaan Indonesia ini terdapat harapan yang besar untuk rakyat Indonesia. Indonesia ada di dalam genggaman pemuda-pemudanya. Indonesia tanpa pemuda-pemudanya hanyalah kayu yang keropos. Oleh karena itu, pemuda-pemuda Indonesia diharapkan dapat membangun jiwanya, melatih mental, dituntut untuk berintelektual, diharapkan punya kreatifitas, dan mempunyai attitude yang baik. Selain itu, pemuda-pemuda Indonesia juga diharapkan dapat membangun badannya, melatih fisik dan raga agar para pemuda mempunyai kekuatan untuk membela negara dan membangun Indonesia.

Kira-kira demikianlah yang dialami oleh 233 pemuda dari seluruh Indonesia pada 3 Maret – 8 Maret yang lalu di Sentul, Jawa Barat. Pemuda-pemuda itu membangun jiwa dan membangun badan untuk Indonesia Raya. Saya ada di sana bersama teman-teman dari KSE Nusantara dari Universitas Syiah Kuala, Aceh sampai dengan Universitas Cendrawasih, Papua.

BUKAN KOTAK-KOTAK

Ya. Manusia hidup memang sering terkotak-kotakkan, mengkotak-kotakkan, dan dikotak-kotakkan. Betul? Namun, percayalah. Kami di sini bukan untuk mengkotak-kotakkan diri atau sengaja dikotak-kotakkan. Justru inilah yang membuat kami melebur. Pertama kali, kami dibariskan di halaman dengan berpakaian putih-putih. Di sana, kami dibagi menjadi tiga kelompok besar. Kelompok besar itu pura-puranya adalah provinsi. Ada tiga provinsi yang terbentuk yaitu provinsi Sumatera Utara, provinsi Kalimantan Timur, dan provinsi Papua Barat. Yey, aku masuk di Provinsi Papua Barat. Untuk informasi saja, haha.

Screenshot_2016-03-11-11-40-36-1Teman-teman dari Kabupaten Balige, Sumatera Utara

Oke lanjut ya. Jadi, setiap provinsi itu dipimpin oleh gubernur. Pemilihan gubernur dilakukan saat itu juga. Ada yang mengajukan diri, ada yang ditunjuk, ada yang juga sampe kampanye dan pemilu (?). Ha, enggak deng. Bercanda. Oke, lanjut. Namun, apapun caranya, akhirnya terpilihlah tiga gubernur dari tiga provinsi-provinsian tersebut. Akhirnya kami punya pemimpin yang akan kami patuhi. Setelah terpilih gubernur, ternyata, kami harus memisahkan diri lagi menjadi dua kabupaten per-provinsi. Kurang lebih samalah. Kami memisahkan diri jadi dua kabupaten. Masing-masing kabupaten dipimpin oleh seorang bupati. Pemilihan dilakukan saat itu juga, sama seperti pemilihan gubernur. Singkat kata,  bupati-bupati dari enam provinsi terpilih dan menjadi pemimpin di masing-masing kabupaten.

Begitulah. Untuk lima hari ke depannya, kami akan selalu baris berdasarkan kelompok besar tersebut. Setiap kumpul sebelum kegiatan, gubernur dan bupati melakukan presensi anggota kelompoknya dan memastikan semuanya lengkap. Bila ada yang terlambat dan tidak ikut kegiatan, gubernur dan bupatilah yang akan bertanggung jawab. Jiwa-jiwa kepemimpinan mulai ditanamkan di sini. Jadi, kelak ketika ada kesalahan-kesalahan, yang dicari oleh pelatih adalah bupati dan gubernurnya, disuruh push up. Dunia memang kejam ya terkadang. Yang salah siapa, yang push up siapa.

PENGONTROL ENAM HARI KEHIDUPAN, PADAHAL BUKAN TUHAN

Kalau ada yang bisa mengontrol kehidupan manusia di alam semesta selain Tuhan Yang Maha Kuasa, dia adalah pelatih Aga. Bukan hanya dia sih, seluruh officer yang tidak memperkenalkan diri dengan ramah tamah tapi langsung menghangusbumikan jiwa raga kami juga ikut andil. Dalam hal ini, seakan-akan seluruh waktu kami  dibungkus jadi satu pake box dan diserahkan kepada para pelatih untuk dikelola dan dimanajemen dengan baik. Ada untungnya sih. Kami yang biasanya mengatur waktu sendiri, secara gratis mendapatkan layanan manajemen waktu oleh officer the ambassador bpjs ketenagakerjaan camp 1 batch 2. Luar biasah. Mulai dari waktu untuk makan, coffe break, sholat, mandi, materi, jalan-jalan, foto-foto, dan sebagainya. Jadi, setidaknya kami tidak perlu pusing-pusing memikirkan habis-ini-mau-ngapain-ya-biar-nggak-wasting-time. Betul kan? Karena saya yakin semua kegiatan di sini tidak ada yang wasting time. Betul?

Bukan hanya waktu ya. Kami juga diajari bagaimana caranya mempunyai attitude yang baik. Mulai dari menghargai waktu alias on time. Ini bakalan jadi refleksi untuk anak-anak yang sukanya berkelit ngaret ketika janjian. Di sini kami nggak bisa berkelit untuk ngaret. Boro-boro ngaret, orang niat buat ngaret aja nggak ada yang berani. Ini bagus. Semoga kebiasaan ini terbawa sampai ke kehidupan nyata kami.

Kedua adalah cekatan dalam menyelesaikan pekerjaan. Ini terbukti di waktu sholat dan makan yang super kilat kayak paket JNE. Selain itu, kami juga dituntut mempunyai keberanian unjuk diri serta kemauan mengeluarkan pendapat. Sebagai pemuda Indonesia dan juga sebagai ambassador, punya attitude aja  nggak cukup. Makanya, ketika menerima materi, kami selalu berebut untuk menanggapi dan mengeluarkan pendapatnya. Luar biasah.

1457537276745Sikap berdoa sebelum makan para The Ambassador BPJS Ketenagakerjaan Camp 1 Batch 2

Kami belajar banyak dari pengalaman ini. Dari semua hal yang diterapkan di pelatihan ini bisa diambil pelajarannya. Pelajarannya adalah semua hal itu ada tata caranya. Semua hal ada tata kramanya. Sebagai contoh, kami diajari bagaimana masuk ruangan. Masuk ruangan harus ada penghormatan dulu. Itu dapat dimaknai bahwa ketika kita masuk ke sebuah rumah, kita harus lebih dulu mengucapkan salam sebagai tanda hormat kita kepada yang punya rumah. Kedua, masalah angkat tangan. Ya, aku nggak tahu juga sih apa manfaatnya angkat tangan. Aku Cuma bisa menangkap bahwa setinggi dan setegak apapun kamu angkat tangan, pasti bakalan encok kalau angkat tangan lama-lama. Ha.

BINTANG, BIASA, DAN TENGKORAK: REPRESENTASI YIN DAN YANG

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa di dalam hidup kita ada hitam dan putih. Ada yin dan yang. Saya pribadi tidak bisa membayangkan kehidupan ini akan seperti apa jika hanya dipenuhi oleh salah satunya saja. Yin saja atau Yang saja. Hidup ini menjadi tidak estetis. Betul?

Kalau itu betul, maka konsep Yin-Yang itu secara tidak sadar juga diterapkan pada yang satu ini: Bintang, Biasa, dan Tengkorak. Ya. Setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang manusia pasti akan ada hasilnya. Hasil tersebut akan kembali kepada masing-masing individu. Setiap manusia yang melakukan kebaikan pasti akan mendapat reward dari alam, entah bagaimana caranya, hanya Tuhan yang tahu. Begitu pun sebaliknya. Dalam pelatihan ini, kami akan mendapat predikat Bintang, Biasa, dan Tengkorak berdasarkan masing-masing kelakuan kita sepanjang hari selama pelatihan berlangsung.

Screenshot_2016-03-11-14-21-48-1Ini dia para officer! Halo, Pelatih!

Bintang merupakan reward untuk peserta yang aktif, baik, show up, tidak nakal, selalu on time, dan sebagainya. Predikat Biasa diberikan kepada orang yang mungkin tidak terlalu show up tapi tidak nakal. Sedangkan predikat Tengkorak….. ya, you know lah ya. Dari brand-nya aja udah tengkorak. Aku secara pribadi tidak mau menghakimi indikator tengkorak seperti apa, yang jelas kalau dilihat dari konteksnya, tengkorak adalah kebalikan dari bintang. Jadi, yang mendapatkan tengkorak itu adalah………………………. (isi sendiri titik-titiknya)

Oke. Tapi apalah artinya predikat, karena yang terpenting dari semua itu adalah sebuah proses. Proses memahami bahwa kehidupan ini harus seimbang. Sekali lagi, hidup ini ada hitam dan putih. Tidak selamanya yang putih terus bersih tanpa ada noda. Begitu pun sebaliknya, hitam bukan berarti tidak bisa luluran supaya menjadi putih (please ini bukan rasis ya, ini analogi hehe). Namun, di antara yang Bintang dan yang Tengkorak masih ada predikat Biasa. Ini menggambarkan kebanyakan masyarakat kita. Orang-orang yang biasa saja cenderung lebih banyak prosentasenya daripada yang Bintang maupun Tengkorak. Dia bukan yang terbaik, namun dia juga bukan yang terburuk. Namun, bagaimana pun juga, yang biasa saja pasti juga punya sisi unik yang tidak bisa ditemukan pada bintang atau tengkorak. Jadi begitulah gambaran kehidupan ini.

CERMIN, LAMBANG SETIA KAWAN

Ada cerita mengharukan ketika berbicara tentang cermin. Cermin adalah orang yang akan menjadi teman terdekat kita. Cermin adalah orang yang akan selalu ada untuk kita. Di mana pun kita, dalam keadaan apa pun kita, cermin akan selalu ada. Izin ke toilet harus sama cermin. Makan harus berhadapan dengan cermin. Jika cermin telat, kita juga harus telat. Jika cermin dihukum, kita juga harus ikut dihukum. Begitu.

Pada malam pertama pelatihan, kami diminta untuk mencari cermin. Ternyata pada saat itu, karena jumlah pesertanya ganjil, ada satu orang yang tidak mendapatkan partner alias cermin. Perdebatan panjang untuk mendapatkan winwin solution berlangsung agak alot, sebelum akhirnya diputuskan ada salah satu pasangan yang harus bertiga. Ketika diketahui bahwa ada satu orang yang tidak mendapatkan cermin, Pak Putut yang konon memandu kami malam itu bertanya pada kami kira-kira apa sebabnya satu orang itu tidak bisa mendapatkan cermin.

Banyak pendapat yang meluncur dan cenderung menyalahkan oknum. Ha. Tentu tidak ada yang salah dengan semua pendapat itu. Aku pribadi menyayangkan ada pendapat yang berunsur menyalahkan tapi tidak ada solusi. Tapi yah, aku sendiri bercermin kok, waktu itu aku juga enggan berpendapat haha. Jadi, yaudah teko selow wae. Namanya juga pendapat. Toh, akhirnya kami mendapatkan solusi yang tidak merugikan pihak mana pun.

Setelah selesai permasalahan cermin yang pertama, muncul permasalahan kedua. Lagi-lagi tentang cermin. Ada seseorang yang harus izin pulang ke rumahnya karena neneknya sakit parah. Ia merasa harus ada di sana selagi sempat. Ia merasa begitu dekat dengan neneknya, oleh karena itu, ia merasa harus benar-benar meninggalkan pelatihan untuk berada di samping neneknya. Keharuan menyelimuti kami waktu itu. Lagi-lagi ada Pak Putut yang memandu kami menyelesaikan apa yang ia sebut sebagai ‘masalah’. Masalahnya adalah, ketika orang itu pulang, cerminnya juga harus ikut pulang. Ketika kami akan mengusulkan win-win solution, Pak Putut bilang, bahwa bukan itu sikap yang harus diambil oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang cenderung berkelit dari peraturan dan komitmen yang ia buat sendiri adalah sampah. Itulah yang menyebabkan kendornya peraturan-peraturan yang ditegakkan di Indonesia yang juga berdampak pada banyaknya tindak kejahatan seperti KKN. Nah, oleh karena itu, setelah perdebatan panjang dan alot, ada kerelaan hati yang luar biasa. Kerelaan itu berasal dari cermin orang yang akan pulang tersebut. Cermin orang itu rela untuk meninggalkan pelatihan dan pulang karena cerminnya ikut pulang. Kerelaan hati yang luar biasa. Semoga ia menjadi orang yang bermanfaat kelak. Aamiin.

ENJOY THE PAIN?

Hidup enam hari selama pelatihan berlangsung adalah hidup yang setengah sengsara, seperempat terluka, setengahnya seperempat nangis, sisanya bahagia. Bagaimana ceritanya nggak sengsara, ketika waktu makan tiba, makanan sebanyak itu (nasi, lauk, sayur, kerupuk, buah) harus dihabiskan dalam waktu 5 menit. Kadang 4 menit. Kadang 3 menit. Tapi kalau lagi baik sih dikasih 8 menit. Padahal yo nggak semua perut itu perut gentong. Pencernaan langsung tidak beres selama enam hari. Mulut luka-luka tergores kerupuk yang sembarangan dimasukin mulut last minute sebelum suruh angkat tangan. Jari-jari tidak mulus lagi karena harus mengupas salak. True. Salak. Bayangin aja ngupas salak dalam waktu sepersekian detik dan setelah itu seluruh buahnya harus masuk mulut. Mending kalau yang masuk hanya makanan saja. Lha ini setiap makan, kita juga ikut makan bentakan-bentakan dari pelatih yang membuat kita 20 kali lebih kenyang dari kenyang yang normal. Hah. Menyedihkan.

Bagaimana nggak terluka, setiap kumpul dari kamar ke depan hall untuk materi, semua harus lari walaupun itu pake fantofel dan rok bahan. Namanya juga pake fantofel. Pas lari ada yang keseleo lah, ada yang kakinya lecetlah, apalah. Menyedihkan. Lebih terluka lagi adalah ketika suruh push up pas apel pagi, pas ngantuk-ngantuknya. Mending kalau push up sekali jalan selesai. Lha kalau udah push up sampai hitungan sembilan, eh suruh ngulang lagi karena ada yang nggak bareng. Sakitnya tuh di mana-mana. Di tangan, di kaki, pundak, lutut, halah, pokoknya sekujur tubuh.

1457670325965

Bagaimana nggak nangis, setiap kali mau sholat dan keperluan kamar mandi waktunya cuma lima belas menit udah plus antri serta plus lari-lari dari hall ke kamar dan sebaliknya. Ketika materi, duduknya harus di ujung kursi, nggak boleh sandaran. Punggungnya udah encok-encok padahal. Bagaimana bisa nggak nangis, kalau kamu kebelet pipis banget eh pas izin ke toilet nggak dibolehin. Untung nggak ngompol. Dan ada yang menyedihkan lagi, kalau ngantuk pas lagi materi, matanya langsung dituangin freshcare. Memang sih manjur, nggak bakal ngantuk lagi, tapi habis itu langsung nangis lima galon.

Bagaimana nggak bahagia, karena itu semua ternyata terkenang sampai pelatihan ini selesai, bahkan mungkin akan terkenang sampai besok-besok. Terkenang sakitnya, terkenang nangisnya, terkenang sengsaranya. Kata Pak Putut benar. Sangat benar. 100% benar. Pak Putut luar biasa. Begitu keluar dari pelatihan, yang akan diobrolkan untuk dikenang itu bukan materi-materi yang didapat pada saat di hall, tapi kehidupan selama enam hari pelatihan ini. Kehidupan yang pasti akan lama terpatri dalam memori kami.

SAATNYA MELIHAT KE DEPAN, AMBASSADOR!

Pengalaman adalah refleksi terbaik untuk kehidupan seseorang, terlepas seseorang tersebut mau memperbaiki masa lalunya atau tidak. Lewat pengalaman, ia dapat belajar apa yang lebih dan kurang dari hidupnya. Pengalaman yang menjadi refleksi ini juga disajikan oleh KSE dalam pelatihan ini. Pengalaman besar dan berharga, yang sudah sepatutnya disyukuri: Bertemu Founder Beasiswa KSE, Pengurus Yayasan KSE, Petinggi BPJS Ketenagakerjaan, dan juga Donatur-Donatur dari berbagai perusahaan yang selama ini meng-support secara materi untuk para penerima beasiswa KSE di seluruh Nusantara. Aku pribadi memaknai pertemuan ini sebagai momentum yang luar biasa. Kapan lagi? Kapan lagi dapat bertemu dengan para donatur, melihat wajahnya, betapa wibawanya, melihat bagaimana suksesnya beliau-beliau itu? Kapan lagi?

Ada lecutan semangat yang tanpa disadari hadir ketika pertemuan itu. Kesempatan sangat terbuka lebar untuk menyongsong masa depan. Seakan-akan istilah ‘tidak mungkin’ itu tidak ada. Seakan-akan semua pintu dibuka lebar-lebar oleh para orang-orang berjasa besar itu. Mereka menyediakan banyak sekali kail kepada kami, namun kami yang harus memancing untuk mendapatkan ikan-ikan yang besar.

1457671116753The Ambassador BPJS Ketenagakerjaan Camp 1 Batch 2

Berkat mereka, kami dapat bertemu dengan teman-teman dari seluruh nusantara. True. Seluruh Nusantara. Sebanyak 28 Perguruan Tinggi Negeri. Kami bisa menatap dan berkenalan dengan teman-teman dari Aceh sampai Papua. Kami sampai difasilitasi untuk sharing, networking, dan developing dengan teman-teman seluruh Nusantara. Kesempatan emas seperti ini datang kapan lagi? Untuk itu, ayo bangkit, ambassador! Masa depanmu cerah!

HANYA TERIMA KASIH YANG BISA KAMI BERIKAN

Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang Maha Kaya, Tuhan yang Maha Cinta, telah menganugerahkan karunia yang besar agar momentum ini bisa terjadi di dalam kehidupan kami. Terima kasih Founder Beasiswa KSE, Pengurus Yayasan KSE, Petinggi BPJS, dan juga Donatur-Donatur dari berbagai perusahaan yang selama ini meng-support secara materi untuk para penerima beasiswa KSE di seluruh Nusantara yang sudah memberikan kesempatan luar biasa ini kepada kami.

Satu hal yang saya catat. Materi-materi yang diberikan oleh para pembicara di kelas adalah hanya sebagian kecil yang KSE, BPJS Ketenagakerjaan, dan donatur-donatur ingin berikan. Saya yakin semua mahasiswa KSE adalah mahasiswa yang cerdasnya luar biasa. Mereka bisa menangkap materi dengan sekali dengar. Materi hanyalah stimulan untuk asupan pengetahuan dan wawasan mereka. Saya sangat yakin, kehidupan selama enam hari di pelatihanlah yang ingin para ayahanda berikan untuk kami. Segala pelajaran ada di sana. Semuanya. Dan menjadi Ambassador untuk BPJS Ketenagakerjaan adalah hal kecil yang dapat kami lakukan untuk simbiosis mutualisme.

1457671528911Kontingen Universitas Gadjah Mada

Sekali lagi, terima kasih. Benar kata buku tulis sinar dunia, experience is the best teacher. Tidak masalah bagaimana pun bentuk acaranya, yang paling berharga adalah bertemu dengan teman-teman dari seluruh Indonesia, 28 Perguruan Tinggi Negeri, dari Universitas Syiah Kuala (Aceh) sampai dengan Universitas Cenderawasih (Papua). Terima kasih, sudah memberikan kami kesempatan untuk membentuk keluarga baru yang bahagia. Keep sharing, networking, and developing.

Sampai sekarang masih terngiang lagu KSE dan lagu-lagu BPJS Ketenagakerjaan.

Kurang ambassadorable apa coba? Haha

Salam hangat, jangan lupa bercanda dan bahagia

Suzash Gribisy Rabbani

Sastra Indonesia UGM 2014